Jakarta - Lovebird adalah paruh bengkok dari genus Agapornis. Rata-rata mereka mengukur 13-17 sentimeter dengan berat mulai dari 40-60 gram. Burung-burung ini umumnya memiliki sifat sosial karena sepasang burung lovebird akan terlihat berdiri berdekatan karena mereka saling mencintai.
Di Indonesia, burung ini sering termasuk dalam kontes, baik kontes menyanyi maupun kecantikan. Dengan cara ini, burung ini benar-benar menarik perhatian. Kicauannya juga keras. Juara dari kontes ini tidak jarang untuk tawar-menawar bagi pecinta burung.
Salah satunya adalah burung lovebird bernama Kusumo yang dimiliki oleh Sigit Marwanta dari Klaten. Kusumo, yang meninggal tahun lalu, ditawari harga Rp2,2 miliar, tetapi tidak dibebaskan oleh pemiliknya. Tawaran Rp 2 miliar datang dalam bentuk Alphard, Rubicon, dan Rp 300 juta. Kusumo menjadi salah satu legenda bagi pecinta lovebird karena dia telah memenangkan 400 kali.
Selain dari Kusumo, ada seekor lovebird bernama Fretty, yang telah ditawari Rp. 1 Milyar; dan seekor lovebird bernama Jalal, yang telah ditawari Rp 750 juta. Pemilik lovebird Jaleb, Ade Sulistio, mengatakan pada 2014 ada banyak orang tertarik pada Jalal. Ini adalah dampak dari pencapaian Jalal ketika berpartisipasi dalam kontes yang berjudul Piala Raja yang memenangkan trofi dalam bentuk mahkota raja dan juga dalam kontes yang disebut BnR Award.
Namun tawaran itu tidak membuat Ade melepaskan Jalal. Karena, baginya, burung itu bukan lagi sekadar hewan peliharaan. Dia menjelaskan, dia dan Jalal sudah memiliki hubungan timbal balik. Baginya, memang ada burung tertentu yang, sayangnya, tawaran nominal apa pun tidak akan membuatnya melepaskan burung itu kepada orang lain. "Jika itu sangat disayangkan, akan sulit (melepaskan)," kata Ade melalui telepon kepada Tempo, Rabu lalu.
Bersama dengan Jalal, Ade mengklaim telah memenangkan berbagai kontes berkicau dari tingkat regional hingga nasional, dengan total sekitar 300 kontes.
Sejak kecil, Ade sudah akrab dengan burung. Orang tuanya memelihara burung dan sering mengadakan kontes burung. Pada 2011, ia mulai mencoba lovebird karena tidak terlalu banyak orang yang mempertahankannya. Kicau burung ini terdengar lebih nyata ketika diperebutkan, dibandingkan dengan burung kenari yang telah dipelihara sebelumnya.
Pria berusia 34 tahun ini mengimpor delapan burung lovebird pertamanya dari Eropa. Setelah lovebird mencetak gol, perlahan dia juga menjadi peternak. Menurutnya perhitungan menjadikan hobi sebagai ladang penghasilan. Padahal Ade sebelumnya bekerja sebagai distributor yang mendistribusikan batubara dari produsen ke pabrik yang membutuhkan.
Padahal, penghasilannya bekerja di ladang batu bara jauh lebih besar daripada membesarkan lovebird. Tapi dia merasa lebih bisa merasakan kenikmatan sebagai peternak lovebird. Ade saat ini memiliki rumah khusus yang menampung burung-burung lovebird.
Menurut Ade, harga jual burung terendah adalah Rp 1,5 juta. Harga tertinggi tidak pasti. Dia pernah menjual seekor burung lovebird dari ternaknya seharga Rp 135 juta. "Kualitas Lovebird (bernilai ratusan) jutaan tidak tersedia setiap bulan," katanya. Meski begitu, ia tidak menampik penjualan lovebird lain yang mencapai angka di atas Rp 50 juta.
Tidak hanya memelihara hewan, sekarang Ade juga memproduksi vitamin dan memberi makan burung lovebird. Dia menjual pakan dalam 200 gram dan vitamin dengan 8 miligram dan 80 miligram. Pakan dan vitamin dijual ke pabrik yang kemudian akan didistribusikan pada label mereka.
Gagasan memproduksi pakan dan vitamin dimulai ketika banyak orang bertanya pakan dan vitamin apa yang diberikan kepada hewan peliharaan mereka. Akhirnya dia memberikan makanan dan vitamin kepada orang-orang yang membeli burung darinya. Produk kemudian dikembangkan dari mulut ke mulut sampai akhirnya pabrik memesannya.
Posting Komentar untuk "Burung Lovebird Ini Sempat Minta Ditukar dengan Mobil Alphard"